MURATARA – faktawarganews.com-Pasar Muararupit, pusat aktivitas ekonomi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), kini tampak berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika dulu suasana pasar ramai oleh pedagang dan pembeli, kini dalam 5 tahun terakhir pasar itu terasa sepi dan lesu.
Para pedagang mengeluhkan penurunan omset yang cukup drastis. Salah satunya, pedagang kain dan bahan batik yang dulunya memiliki dua cabang toko, kini harus menutup satu cabang dan hampir menutup toko utamanya.
“Dulu, waktu masih banyak tenaga kerja TKS, setiap akhir pekan mereka datang belanja. Ramai sekali, apalagi untuk beli bahan dasar baju, batik, sampai perlengkapan hajatan. Sekarang? Sudah tidak ada lagi. Sewa ruko saja tidak bisa tertutup,” ujar salah seorang pedagang, Minggu (30/8/2025).
Kondisi serupa juga dialami oleh pedagang makanan dan warung nasi di sekitar pasar Muararupit. Mereka mengaku semakin sulit bertahan. Beberapa warung bahkan terpaksa gulung tikar karena pembeli semakin sedikit.
“Kalau dulu orang ramai makan di warung, terutama pekerja TKS, sekarang sudah sepi. Banyak warung teman-teman saya yang sudah tutup,” keluh seorang pedagang nasi di sekitar pasar.
Lesunya pasar Muararupit disebut-sebut mulai terasa sejak pengurangan besar-besaran tenaga kerja kontrak (TKS) sekitar lima tahun lalu. Sejak itu, daya beli masyarakat terutama di kalangan pekerja menurun drastis, berimbas langsung pada perekonomian kecil di pasar.
Kini, pasar yang dulunya menjadi nadi ekonomi Muara Rupit justru kian sunyi. Para pedagang berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali geliat ekonomi di pusat kabupaten tersebut.
“Pasar ini dulu ramai, sekarang kosong. Kalau dibiarkan, bukan hanya pedagang yang rugi, tapi ekonomi daerah kita juga akan mati pelan-pelan,” pungkas seorang pedagang dengan nada kecewa.
...ast.