MURATARA,Sumatera Selatan – infodaerah.my.id - Songket Muratara, kain tenun tradisional khas Kabupaten Musi Rawas Utara, bukan sekadar wastra indah. Lebih dari itu, ia adalah manifestasi doa, harapan, dan filosofi kehidupan masyarakat setempat yang diwariskan turun-temurun.
Kain ini menyimpan makna mendalam pada setiap motifnya. Salah satu yang paling ikonik adalah "Kembang Tengah Terate" atau bunga teratai. Bunga teratai dengan satu mahkota dan enam belas kelopak ini menyiratkan angka 17, yang dipercaya sebagai angka keramat kemerdekaan Republik Indonesia. Motif ini melambangkan harapan agar kemerdekaan dapat dirasakan oleh seluruh anak bangsa dalam berbagai bidang.
Bagian inti mahkota pada motif teratai dimaknai sebagai ibu kota kabupaten yang menaungi tujuh kecamatan di Muratara. Angka tujuh didapatkan dari penjumlahan angka 1 dan 6 pada 16 kelopak teratai. Filosofi ini menggambarkan bagaimana Muratara sebagai pusat pemerintahan diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh wilayahnya.
Teratai sebagai bunga juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Teratai (Nymphaea) adalah tumbuhan air yang tetap indah meski tumbuh di lingkungan yang kotor. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia harus tetap tegar dan berbuat baik dalam kondisi apapun. Harapannya, Muratara dapat terus berkembang dan bersinar seperti slogan "Muratara Berhidayah".
Motif lain yang tak kalah penting adalah "Kembang Tengah Berante". Motif ini merupakan stilisisasi kepala kerbau, yang menjadi simbol potensi peternakan di Muratara. Rantai yang tidak putus dan dihubungkan dengan bunga kecil melambangkan harapan persatuan dan kesatuan masyarakat Muratara yang kokoh dan kuat.
Selain itu, terdapat pula "Kembang Pinggir" yang motifnya serupa dengan kembang pinggiran pada songket Palembang. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya dan nilai filosofis yang sama antara kedua daerah. Beberapa motif kembang pinggir yang sering digunakan antara lain Tretes, Unpak Ujung, Pengapit, Tawur, dan Umpak Pangkal.
Dengan kekayaan makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya, Songket Muratara bukan hanya sekadar kain, tetapi juga identitas dan kebanggaan masyarakat Muratara. Kain ini menjadi simbol warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan agar dapat terus menginspirasi generasi mendatang.
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi terus berupaya mempromosikan Songket Muratara sebagai produk unggulan daerah. Berbagai kegiatan promosi dan pelatihan bagi pengrajin terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing Songket Muratara di pasar nasional maupun internasional.
"Kami bangga dengan warisan budaya ini. Bersatu membangun Muratara ILUK (Inovatif, Loyal, Unggul, dan Kreatif) melalui Songket Muratara," ujar perwakilan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Musi Rawas Utara.
Kontak:
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Musi Rawas Utara
Jl. Simpang Plasma Komplek Perkantoran, KM. 85 Kel. Muara Rupit, Kecamatan Rupit (31654)
Telp/Fax: 07334100044
Email: Disperindagkopmru@gmail.com
.Ard.st.