Reporter: Hendri Saputra
Editor: Heri Aprizal

Ramuan ajaib dari sawit telah ditemukan,Instagram.com/BalaiTani
Muratara sumber berita - RAKYATBENGKULU.COM - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini semakin melambung tinggi.
Tidak hanya mahal, untuk mendapatkan bahan bakar minyak, masyarakat harus rela antre panjang hingga berjam-jam.
Baru-baru ini Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan riset bagaimana mengubah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati.
Dimana hasil riset tersebut sangat menakjubkan, Bensin Sawit (BenSa) ini sukses diujicobakan kepada kendaraan bermotor.
Pada saat riset tersebut kendaraan yang diujicobakan dapat menempuh jarak 2 ribu kilometer.
Kendaraan tersebut menempuh rute Bogor - Medan dan kendaraannya aman-aman saja.
Menurut Profesor Subagjo Guru besar ITB yang memimpin riset ini, minyak sawit merupakan hidro karbon, yaitu seperti minyak bumi hanya di ujungnya ada C02.
Kalau ujungnya diputus (C02) langsung menjadi seperti minyak bumi.
Profesor Subagjo merupakan peneliti di Kelompok Keahlian Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis dan dikenal sebagai pakar Katalis.
Yang menjadi unsur penting mengubah minyak sawit menjadi bensin.

Ramuan ajaib dari sawit telah ditemukan, good bye Pertalite dan Pertamax.--Instagram.com/BalaiTani
Adapun bensin sawit yang dihasilkan ini tidak hanya memiliki kandungan Research Octane Number (RON) mencapai 110.
Diketahui lebih tinggi dibandingkan Pertamax yang RON nya hanya 90 sampai 98. D
iketahui bensin yang dibuat 100 persen dari minyak kelapa sawit ini lebih higienis dan lebih bersih dibanding minyak bumi.
Bensin Sawit ini dipakai untuk kendaraan bermotor aman dan tidak ada masalah sama sekali.
Dengan inovasi yang mengubah minyak sawit ini menjadi bensin sawit, tidak lepas dari Katalis Merah Putih.
Karen tanpa katalis, jangan mimpi membuat bensin dari minyak sawit ini.
Diketahui Katalis adalah jantung di industri kimia, dimana penggunaan katalis dikenalkan pertama kali oleh John Roebuck di Inggris pada tahun 1746 untuk pembuatan asam sulfat.
Selanjutnya Katalis ini terus dikembangkan sampai bisa mempercepat reaksi triliunan kali lipat.
Adapun Katalis ini dibuat dari senyawa zat mineral yang dicetak ke dalam beragam bentuk dan warna yang berupa butiran yang sangat keras mirip beras, pelet, atau bulatan seperti mutiara.

Ramuan ajaib dari sawit telah ditemukan, good bye Pertalite dan Pertamax.--Instagram.com/BalaiTani
Dengan menggunakan katalis, reaksi bahan proses bisa lebih efisien dari sisi waktu, bahan baku, energi, dan juga ramah lingkungan.
Katalis di Indonesia dikembangkan oleh para peneliti di ITB sejak tahun 1982.
Dimana Katalis ini dipakai untuk proses perengkahan (cracking) stearin.
Yaitu sisa pabrik minyak goreng untuk menghasilkan bahan bakar minyak seperti bensin.
Akan tetapi pengembangan bensin dari stearin ini tidak mungkin untuk dilanjutkan.
Dikarenakan tidak ekonomis dan sulit diterima industri.
Riset besar mulai dilakukan pada tahun 2004, dimana Pertamina dan ITB berkerja sama untuk penelitian dan pengembangan katalis Hydrotreating Nafta.
Diketahui Formula katalis ini ditemukan pada tahun 2007 lalu.
Namun baru dilakukan pengujian 3 tahun kemudian.
Yang hasilnya lumayan memuaskan, pengujian yang memakai reaktor skala pilot.
Menyimpulkan katalis itu memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan katalis komersial.

Selanjutnya Katalis ini dinamai PITN 100-2T atau katalis Pertamina-ITB dan akhirnya Katalis ini kemudian dikenal Katalis Merah Putih.
Selain hasilnya lebih baik dan lebih stabil dibanding katalis impor membuat Pertamina secara resmi menggunakan katalis pada proses Hydrotreating untuk nafta, kerosin, dan diesel pada tahun 2012.
Pabrik katalis pertama di Indonesia mulai dibangun pada bulan Maret 2022.
Yang berada di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Jawa Barat.
Adapun Pabrik ini ditargetkan memproduksi 800 ton katalis per tahun.
Diketahui Pabrik ini dimiliki konsorsium PT. Pertamina Lubricants, PT. Pupuk Kujang Cikampek, dan PT. Rekacipta Inovasi ITB.
Dengan memiliki pabrik katalis, harapannya produksi bensin sawit sudah bisa dikembangkan lebih besar atau dikomersialkan di tahun 2024 ini.
Nah itulah tadi inovasi besar yang dikembangkan oleh peneliti ITB dan Pertamina, yang mengubah minyak sawit menjadi Bensin Sawit, semoga informasi ini bermanfaat..